Tradisi Syawalan

Hari Raya Idulfitri bukan hanya tentang kembali ke fitrah, tetapi juga tentang kembali ke keluarga, saling memaafkan, dan menjalin kembali silaturahmi yang mungkin sempat renggang karena kesibukan hidup. Dalam tradisi masyarakat Indonesia, ada dua momen sakral yang selalu dinanti usai Ramadhan Halal Bihalal dan Syawalan. Dua tradisi ini bukan sekadar pertemuan keluarga, tetapi juga momentum untuk menyatukan hati dalam suasana penuh kehangatan dan kebersamaan.

“Halal Bihalal” Merajut Maaf, Merawat Silaturahmi

Halal Bihalal adalah tradisi khas Indonesia yang lahir dari semangat rekonsiliasi pasca-Ramadhan. Kata “halal” sendiri berasal dari bahasa Arab, yang berarti “boleh” atau “diizinkan”. Dalam konteks budaya, Halal Bihalal menjadi momen istimewa untuk saling memaafkan dan mempererat hubungan antar anggota keluarga, kerabat, hingga rekan kerja. Tradisi ini juga menjadi bentuk syukur setelah satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa, dengan harapan lembaran hidup yang baru dimulai dalam hati yang bersih dan hubungan yang lebih erat.

“Syawalan” Tradisi Penuh Kehangatan dan Kebersamaan

Beriringan dengan Halal Bihalal, masyarakat Indonesia terutama di Jawa memiliki tradisi Syawalan, yang dilaksanakan pada minggu pertama hingga kedua di bulan Syawal. Kata “Syawalan” berasal dari bulan Syawal dalam kalender Hijriyah, dan menjadi simbol dari kebersamaan yang terus dijaga usai Idulfitri.

Syawalan adalah lanjutan dari silaturahmi, namun lebih luas dalam bentuknya: keluarga besar berkumpul, sahabat lama kembali bertemu, dan semua bersatu dalam suasana hangat dan penuh tawa. Tak hanya bernuansa religius, Syawalan menjadi ruang untuk mengenang, tertawa, dan merayakan hubungan antarmanusia.

Beberapa kegiatan khas dalam acara Halal Bihalal dan Syawalan antara lain:

1. Salam-Salaman dan Sungkeman

Momen ini selalu menjadi pembuka acara, penuh makna dan menyentuh. Biasanya, acara dimulai dengan sambutan dari tokoh tertua atau sesepuh keluarga. Setelah itu, dilanjutkan dengan doa bersama dan momen sakral sungkeman simbol penghormatan dan permintaan maaf kepada orang tua atau orang yang dituakan. Dilanjutkan dengan bersalaman satu per satu, penuh haru dan kehangatan, saling mengucapkan maaf dan harapan baik untuk hari-hari ke depan.

2. Makan Bersama dengan Hidangan Lebaran

Setelah suasana haru menyelimuti sungkeman, tibalah saat yang dinanti: makan bersama!

Menu yang tersaji biasanya khas Lebaran seperti: Ketupat, opor ayam, sambal goreng ati, Rendang, semur, dan aneka kue kering seperti nastar dan kastengel Makan bersama ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga nostalgia mengingatkan akan masakan ibu atau nenek, dan menjadi ajang cerita lintas generasi. Biasanya, sesi makan bersama ini juga diselingi dengan canda tawa sanak saudara, saling mengejek ringan namun penuh kasih, menjadikan suasana semakin hangat dan tak terlupakan.

Dan kini, kehangatan itu bisa kamu rayakan di tempat yang lebih spesial bersama GRAMM HOTEL by Ambarrukmo.

Paket Syawalan di Gramm Hotel by Ambarrukmo

Rayakan momen kebersamaan Syawal dengan kuliner khas Lebaran dalam suasana elegan dan penuh keakraban hanya di GRAMM HOTEL by Ambarrukmo.

📅 Periode: 31 Maret – 1 April 2025

💸 Harga mulai dari: IDR 168.000/pax

📍 Jl. Laksda Adisucipto No. 82, Yogyakarta

📞 Reservasi Whatsapp : 0882 3288 2204

3. Tukar Kado & Pembagian THR

Bagi anak-anak, momen ini adalah puncak perayaan. Mata mereka berbinar saat para orang dewasa mulai membagikan amplop berisi THR simbol kasih sayang dan keberkahan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Amplop kecil itu bukan hanya berisi uang, tetapi juga tawa dan rasa bahagia yang tak ternilai. Suasana menjadi semakin ceria saat keluarga mengadakan sesi tukar kado. Masing-masing membawa hadiah sederhana, dibungkus dengan penuh cinta. Ada yang membungkus buku, mainan kecil, bahkan camilan favorit yang sudah disiapkan jauh-jauh hari. Hadiah kemudian ditukar dengan sistem undian atau lewat permainan seru yang membuat seluruh keluarga ikut tertawa bersama.

4. Foto Keluarga

Tak ada Halal Bihalal atau Syawalan yang benar-benar selesai tanpa foto keluarga bersama. Ini adalah puncak dari seluruh rangkaian acara: mengabadikan cinta dalam bingkai. Biasanya, keluarga telah sepakat memakai dresscode yang senada. Putih bersih sebagai simbol kesucian dan kebaruan hati, batik sebagai warisan budaya yang mempersatukan, atau nuansa pastel yang menenangkan jiwa. Semua berkumpul di satu titik, saling merapatkan tubuh, menyamakan pose, dan tersenyum bersama.