Menyusuri Jejak Sejarah dan Spiritualitas Waisak
Waisak adalah hari suci umat Buddha yang memperingati tiga peristiwa besar dalam kehidupan Siddhartha Gautama: kelahiran, pencerahan, dan wafatnya. Di Indonesia, Hari Raya Waisak dirayakan dalam suasana tenang dan penuh penghayatan, terutama di Candi Borobudur—salah satu situs Buddha terbesar di dunia yang hanya berjarak sekitar satu jam dari Yogyakarta.
Tiap tahunnya, ribuan umat Buddha dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Borobudur untuk mengikuti rangkaian prosesi sakral. Lentera-lentera diterbangkan ke langit, doa-doa disuarakan dalam diam, dan keheningan yang menyelimuti kawasan candi menciptakan suasana spiritual yang begitu menyentuh.
Tahun ini, Waisak diperingati pada 12 Mei 2025. Momen ini bukan sekadar perayaan keagamaan, melainkan juga ajakan untuk merenungkan kembali nilai-nilai cinta kasih, kedamaian, dan kesederhanaan yang diajarkan oleh Sang Buddha.
Sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya dan agama, Indonesia menyambut Hari Raya Waisak dengan semangat toleransi dan penghormatan yang tinggi. Perayaan terbesar biasanya berlangsung di Candi Borobudur—salah satu situs warisan dunia yang telah menjadi pusat spiritual dan kebudayaan bagi umat Buddha dari seluruh dunia.
Rangkaian perayaan Waisak dimulai sejak pagi dan berlangsung hingga malam hari. Ribuan umat Buddha dari dalam dan luar negeri mengikuti prosesi jalan kaki dalam keheningan dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, membawa dupa, bunga sedap malam, serta lentera yang menjadi simbol doa dan harapan. Saat malam tiba, langit di atas Borobudur dihiasi ribuan lentera yang terbang tinggi, menciptakan pemandangan magis yang sarat makna.
Menariknya, tradisi pelepasan lentera ini baru dimulai pada tahun 1983, terinspirasi dari festival serupa di Chiang Mai, Thailand. Sejak saat itu, pelepasan lentera menjadi elemen paling dinanti dalam perayaan Waisak, melambangkan cahaya kedamaian yang menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Menjelang fajar, umat Buddha berkumpul kembali untuk melaksanakan upacara penghormatan kepada Sang Buddha dan ajaran-Nya. Bendera Buddha dikibarkan, lagu-lagu rohani dinyanyikan bersama, dan ritual persembahan bunga di altar dilakukan. Bunga dipilih bukan tanpa alasan—ia melambangkan kehidupan yang indah namun tidak kekal, mengingatkan bahwa setiap momen sangat berharga.
Borobudur sendiri menyimpan banyak keunikan. Salah satunya adalah relief Karmawibhangga yang berada di bagian dasar candi, yang sengaja ditutup karena dianggap terlalu “keras” dalam menggambarkan hukum karma secara realistis. Ini menjadi bagian dari warisan spiritual dan artistik yang luar biasa. Tak heran, sejak tahun 2012, perayaan Waisak di Borobudur diakui secara global sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
Dengan rangkaian tradisi sakral dan latar sejarah yang kaya, Waisak di Candi Borobudur bukan hanya menjadi momen spiritual bagi umat Buddha, tetapi juga daya tarik budaya yang menginspirasi dan menyentuh hati banyak orang.
3 Momen Paling Berkesan Saat Waisak di Candi Borobudur
Seperti lentera Waisak yang terus terbang ke angkasa, biarkan jiwa Anda juga mencapai ketinggian baru di Yogyakarta
Jika kamu berencana merayakan atau sekadar menyaksikan Waisak di Yogyakarta, ada tiga momen yang tak boleh dilewatkan:
1. Prosesi Sunyi Penuh Makna
Dimulai dari Candi Mendut hingga Candi Borobudur, prosesi sejauh lima kilometer ini dijalani umat Buddha dalam diam sambil membawa dupa, bunga, dan lentera. Iring-iringan ini bukan hanya menyentuh secara spiritual, tapi juga menarik secara visual dengan kendaraan hias dan persembahan hasil bumi yang dibawa oleh berbagai sangha dari dalam dan luar negeri.
2. Meditasi dan Keindahan Malam Borobudur
Sebelum pelepasan lentera, kamu bisa ikut bermeditasi bersama para biksu. Duduk di halaman candi sambil mendengarkan alunan doa, kamu akan merasakan ketenangan yang jarang ditemukan di hari-hari biasa. Setelahnya, kamu bisa melihat megahnya Borobudur di malam hari yang diterangi sorotan lampu—suasana yang tenang, indah, dan sangat berkesan.
3. Pelepasan Lentera Sebagai Simbol Harapan dan Doa
Puncak dari perayaan ini adalah ketika ribuan lentera dilepaskan ke langit malam. Lentera-lentera ini membawa harapan, doa, dan kedamaian dari setiap hati yang hadir. Momen ini selalu menjadi salah satu yang paling ditunggu karena keindahannya yang menggetarkan jiwa.
Rayakan Waisak dengan Nyaman di GRAMM Hotel by Ambarrukmo Yogyakarta
Momen Waisak selalu menjadi waktu yang spesial bagi banyak orang—baik sebagai perjalanan spiritual maupun liburan penuh makna. Untuk kamu yang ingin merayakan Hari Raya Waisak dengan tenang dan nyaman di Yogyakarta, GRAMM Hotel by Ambarrukmo Yogyakarta adalah pilihan akomodasi yang tepat.
Terletak di jantung kota, hotel ini hanya berjarak sekitar satu jam berkendara ke Candi Borobudur—pusat prosesi Waisak terbesar di Indonesia. Lokasinya yang strategis memudahkanmu menjangkau destinasi wisata budaya, tanpa harus melewatkan kenyamanan istirahat setelah seharian beraktivitas.
GRAMM Hotel menghadirkan sentuhan modern yang hangat, dengan pelayanan ramah dan fasilitas lengkap untuk para pelancong, baik bisnis maupun liburan. Akses langsung ke Ambarrukmo Plaza, salah satu pusat perbelanjaan dan gaya hidup terpopuler di Yogyakarta, menambah nilai lebih untuk pengalaman menginap yang menyatu antara spiritual dan gaya hidup urban.
Menyambut Waisak 2025, GRAMM Hotel menghadirkan Paket Spesial Waisak seharga IDR 1.388.000. Paket ini mencakup menginap di Deluxe Room, sarapan untuk dua orang, serta dining voucher senilai IDR 200.000. Promo berlaku untuk periode 10–13 Mei 2025, cocok untuk kamu yang ingin meresapi makna Waisak dalam suasana tenang dan mewah. Nikmati pengalaman yang memadukan kedamaian spiritual dan kenyamanan modern—semuanya hanya di GRAMM Hotel by Ambarrukmo Yogyakarta. Pesan sekarang dan jadikan Waisak 2025 tak terlupakan!