Karya Seni Anang Batas di Pameran Break First: Art Photograpaint yang Memadukan Fotografi dan Lukisan

Pameran Break First: Art Photograpaint

Pameran Break First: Art Photograpaint – Sebuah Dialog Dua Dunia menghadirkan lebih dari 20 karya terbaru seniman Anang Batas yang memadukan kekuatan fotografi dengan ekspresi bebas seni lukis akrilik di atas kanvas. Setiap karya bukan hanya menjadi dokumentasi visual, tetapi juga ruang interpretasi, refleksi ekologis, dan kritik sosial.

Berikut adalah daftar karya yang dipamerkan di GRAMM HOTEL by Ambarrukmo pada 26 September 2025 – 26 November 2025

Wirid Cekakak Jawa

Dalam karya ini, Cekakak Jawa (Javan Kingfisher) digambarkan tengah mengepakkan sayapnya, seolah membawa energi kebebasan dan keindahan alam Nusantara. Latar biru pekat yang dipenuhi deretan tulisan nama burung dari berbagai bahasa dan negara menjadi metafora tentang universalitas kehidupan, bahwa satu spesies burung dapat diakui, dirayakan, dan disebut dengan beragam cara di seluruh dunia.

Looking to the Future

Dalam karya ini, seekor burung pelatuk (Common Flameback) tampak keluar dari bingkai, menatap hamparan hutan yang gersang. Kontras antara keindahan burung dengan latar belakang tanah yang tandus dan pepohonan yang hilang menjadi simbol peringatan atas kerusakan lingkungan yang nyata. Karya ini menggugah kita untuk merenungkan nasib anak cucu di masa mendatang. Apabila hutan terus berkurang dan tanah kehilangan kesuburan, maka hilang pula ruang hidup berbagai makhluk, termasuk manusia. Pesan yang kuat dalam lukisan ini adalah ajakan untuk menjaga kelestarian alam bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan.

Pameran Break First: Art Photograpaint GRAMM HOTEL BY AMBARRUKMO
Looking to the Future
Art Photograpaint / Print & Acrylic on Canvas
120 cm x 100 cm | 2025
IDR 30.000.000

Surfing in the Rice Fields

Karya ini menghadirkan imaji yang tidak biasa, dimana seorang peselancar tidak menunggang ombak di laut, melainkan meluncur di atas hamparan sawah yang luas. Adegan ini lahir dari kegelisahan akan kondisi laut dan pantai yang semakin tercemar oleh polusi dan sampah. Ketika laut yang seharusnya menjadi ruang bermain, sumber kehidupan, dan rumah bagi ekosistem kini tidak lagi ramah, maka muncul pertanyaan: di manakah manusia harus mencari pengganti? Apakah sawah, yang sejatinya menjadi simbol pangan dan kehidupan daratan, harus menjadi ruang baru untuk menampung aktivitas laut?

Pesan ekologis yang ingin ditegaskan adalah bahwa menjaga laut tetap bersih bukan hanya soal menjaga tempat wisata atau ruang rekreasi, tetapi menjaga masa depan manusia itu sendiri.

Pameran Break First: Art Photograpaint GRAMM HOTEL BY AMBARRUKMO

Searching Place to Surfing Plays
Art Photograpaint / Print & Acrylic on Canvas
120 cm x 100 cm | 2025
IDR 30.000.000

Searching Place to Surfing Plays

Karya ini menyandingkan dua elemen penting kehidupan yakni laut dan sawah. Laut adalah sumber ekosistem dan energi, sementara sawah adalah simbol pangan, keberlangsungan, dan kesuburan daratan. Dengan menempatkan aktivitas selancar di tengah sawah, seniman ingin menggugah kesadaran bahwa keduanya saling terhubung. Jika laut rusak, dampaknya akan berantai hingga ke daratan dan kehidupan sehari-hari manusia.

Pesan utama dari karya ini adalah ajakan untuk menjaga laut tetap bersih. Bukan sekadar demi rekreasi, melainkan demi kelangsungan hidup generasi mendatang. Melalui karya ini, seniman mengajak kita semua merenungkan apakah kita akan mencari ruang pengganti untuk laut, atau mulai bertindak menjaga bumi hari ini?

Pameran Break First: Art Photograpaint GRAMM HOTEL BY AMBARRUKMO
Surfing in the Rice
Fields Art Photograpaint / Print & Acrylic on Canvas
120 cm x 100 cm | 2025
IDR 30.000.000

Little Yellow Bird

Karya ini menampilkan burung Cabai bunga api jantan (Orange-bellied flowerpecker) yang sedang terbang mencari makan, digambarkan dengan sayap terbentang lebar di bawah rimbunnya bunga-bunga yang menggantung. Lukisan ini tidak hanya merekam keindahan visual seekor burung kecil penuh warna, tetapi juga menyampaikan pesan tentang keseimbangan alam dan pentingnya menjaga ekosistem tempat mereka hidup.

A Father’s Love for His Child

Pameran Break First: Art Photograpaint GRAMM HOTEL BY AMBARRUKMO
A Father’s Love for His Child
Art Photograpaint / Print & Acrylic on Canvas
120 cm x 100 cm | 2025
IDR 30.000.000

Lukisan ini menampilkan momen penuh kehangatan ketika seekor burung sulingan atau sikatan cacing (Hill Blue Flycatcher) memberi makan anak-anaknya di sarang. Adegan sederhana namun sarat makna ini menggambarkan kasih sayang seorang ayah yang tulus, protektif , dan penuh pengorbanan terhadap anak-anaknya.

Karya ini tidak hanya merekam keindahan kehidupan liar, tetapi juga menegaskan nilai universal tentang peran seorang ayah yaitu hadir, melindungi, serta memastikan tumbuh kembang generasi berikutnya. Kehangatan interaksi burung dan anaknya menjadi simbol cinta yang melampaui kata, sebuah bahasa kasih sayang yang bersifat alami dan murni.

ROYALTI OH ROYALTI

Karya ini menampilkan burung Raja Udang Api (Ceyx rufidorsa) dalam pose seolah bernyanyi di antara alunan nada. Sosoknya menjadi simbol kejujuran dan ketulusan, tidak peduli apakah kicauannya direkam atau dijadikan komoditas. Yang terpenting adalah keberadaannya dihargai dan dijaga kelestariannya. Melalui karya ini, kita diajak merenungi bahwa nilai sejati dari keindahan bukanlah pada keuntungan yang dapat diperoleh, melainkan pada tanggung jawab kita untuk memastikan suara-suara alam tetap lestari dan tidak pernah hilang.

ROYALTI OH ROYALTI
Art Photograpaint / Print & Acrylic on Canvas
120 cm x 100 cm | 2025
IDR 20.000.000

Imagine Prambanan Temple Someday

Karya ini menghadirkan sebuah imajinasi yang penuh paradoks megahnya Candi Prambanan, berdiri di tengah hiruk pikuk modernitas kota dengan gedung-gedung tinggi dan gemerlap cahaya lampu. Di balik warna biru malam yang menenangkan, tampak pergeseran nilai candi yang dahulu berdiri anggun di tengah alam hijau kini dikelilingi beton dan lalu lintas. Lukisan ini seolah menjadi kritik halus terhadap laju urbanisasi yang kerap mengorbankan ruang sejarah dan budaya . Modernitas memang membawa cahaya dan kehidupan baru, tetapi juga bisa mengaburkan akar peradaban yang memberi identitas pada suatu bangsa. Lewat visualisasi yang kontras ini, seniman ingin menggugah kesadaran bahwa jangan sampai kemegahan warisan nenek moyang hanya tinggal bayangan di antara gedung-gedung yang rakus akan ruang.

Pameran Break First: Art Photograpaint GRAMM HOTEL BY AMBARRUKMO
Imagine Prambanan Temple Someday
Art Photograpaint/Print & Acrylic on Canvas
120 cm x 100 cm | 2025
IDR 25.000.000

Wirid Raja Udang Api #1

Karya ini menghadirkan sosok burung Raja Udang Api atau Ceyx rufidorsa yang terbang anggun dengan latar tulisan nama burung tersebut. Gerakan sayapnya yang cepat namun penuh kelembutan menggambarkan keseimbangan antara kekuatan dan keindahan. Burung ini dalam banyak kebudayaan dipandang sebagai simbol ketajaman insting, fokus, serta ketenangan dalam menembus arus kehidupan. 

Latar tulisan yang menyebutkan identitas burung bukan hanya memperkuat sisi dokumentatif, tetapi juga menjadi semacam doa atau wirid visual, dimana sebuah pengulangan simbolik yang menegaskan eksistensi dan kemegahan sang makhluk ciptaan Tuhan. Seakan-akan, setiap helai bulu dan setiap kepakan sayapnya sedang melafalkan zikir, merayakan kehidupan dalam kesadaran yang suci. Lewat visualisasi yang kontras ini, seniman ingin menggugah kesadaran bahwa jangan sampai kemegahan warisan nenek moyang hanya tinggal bayangan di antara gedung-gedung yang rakus akan ruang. 

Pameran Break First: Art Photograpaint GRAMM HOTEL BY AMBARRUKMO
Wirid Raja Udang Api #1
Art Photograpaint / Print & Acrylic on Canvas
120 cm x 100 cm | 2025
IDR 15.000.000

Bird Bag

Karya berjudul Bag Bird ini menghadirkan figur seorang perempuan dengan tas besar berwarna kuning cerah yang dihiasi ilustrasi dua ekor burung hantu serak bukit (Oriental Bay Owl). Kehadiran burung hantu sebagai simbol dari keindahan, kebijaksanaan, serta misteri alam yang kerap terlupakan di tengah hiruk pikuk kehidupan modern. Dengan menempatkan satwa liar pada objek keseharian seperti tas, perpaduan ini melahirkan refleksi mendalam mengenai hubungan manusia dengan alam, sekaligus bagaimana keindahan satwa dapat melekat pada kehidupan modern kita.

Bird Bag
Art Photograpaint / Print & Acrylic on Canvas
120 cm x 100 cm | 2025
IDR 25.000.000

Let It Play Happily

Karya ini menampilkan seekor burung raja udang punggung merah (Ceyx rufidorsa) yang seolah berselancar di atas ombak besar, sebuah penggambaran yang penuh imajinasi sekaligus simbol kebebasan. Gerakan lincah burung di tengah gulungan ombak menggambarkan semangat hidup yang riang, bebas, dan tidak terikat oleh batasan. Ombak yang biasanya menantang justru menjadi arena permainan, menghadirkan pesan bahwa kehidupan akan selalu indah jika dijalani dengan kebebasan dan keseimbangan dengan alam.

­Namun, di balik keceriaan visual, terselip kritik halus terhadap kebiasaan manusia yang sering mengurung atau mengeksploitasi satwa liar demi hiburan dan kepentingan pribadi. Burung ini seakan bersuara: kebahagiaan sejati tidak terletak dalam sangkar, melainkan di alam tempat mereka dilahirkan. Dengan membiarkan mereka hidup liar, kita juga turut menjaga kelestarian ekosistem dan keberlanjutan kehidupan.

Pameran Break First: Art Photograpaint GRAMM HOTEL BY AMBARRUKMO
Let It Play Happily
Art Photograpaint / Print & Acrylic on Canvas | 120 cm x 100 cm | 2025
IDR 20.000.000

Balance of Love and Life

Karya ini menghadirkan burung Tukik Tikus (Rufous Piculet) yang tengah memberi makan anaknya di sarang, dibingkai dalam simbol yin dan yang. Kehadiran lingkaran keseimbangan tersebut menegaskan pesan mendalam: bahwa kehidupan dan cinta senantiasa berjalan beriringan, saling melengkapi, dan tidak bisa berdiri sendiri.

Aksi sederhana induk memberi makan anaknya diinterpretasikan sebagai wujud kasih sayang universal yang melampaui spesies. Sang induk memberikan tenaga, waktu, bahkan dirinya, agar sang anak dapat tumbuh dan melanjutkan kehidupan. Lingkaran wirid yang mengelilingi karya menambah lapisan spiritual bahwa setiap makhluk, sekecil apapun, memiliki nama, doa, dan hak untuk hidup.

Pameran Break First: Art Photograpaint GRAMM HOTEL BY AMBARRUKMO
Balance of Love and Life
Art Photograpaint / Print & Acrylic on Canvas | 120 cm x 100 cm | 2025
IDR. 20.000.000

Fly to the Pink Flowers (Javan Sunbird 1)

Karya ini menampilkan burung Madu Jawa (Aethopyga mystacalis), burung endemik yang hanya terdapat di Jawa dan Bali. Burung divisualisasikan sedang mengepakkan sayap, terbang anggun menuju bunga berwarna pink yang merekah. Warna merah terang pada tubuh burung berpadu dengan latar pusaran pink, menciptakan atmosfer romantis sekaligus penuh energi yang menegaskan keindahan flora dan fauna Nusantara.

Fly to the Pink Flowers melambangkan perjalanan hidup yang dipenuhi semangat, cinta, dan pencarian keindahan. Bunga berwarna pink menjadi simbol kelembutan, harapan, dan harmoni, sementara burung Madu Jawa merepresentasikan ketekunan serta keindahan alam yang unik dan rapuh.

Pameran Break First: Art Photograpaint GRAMM HOTEL BY AMBARRUKMO
Fly to the Pink Flowers (Javan Sunbird 1)
Art Photograpaint / Print & Acrylic on Canvas | 120 cm x 100 cm | 2025
IDR. 20.000.000

Pusar Putar (Javan Sunbird 2)

Karya ini menggambarkan burung Madu Jawa (Aethopyga mystacalis), spesies endemik yang hanya hidup di Jawa dan Bali. Burung divisualisasikan dalam gerakan terbang dengan latar pusaran warna oranye, hijau, dan cokelat yang membentuk komposisi abstrak penuh energi. Perpaduan ini melahirkan kesan dinamis, seakan burung menjadi pusat gravitasi di tengah pusaran kehidupan alam. Pusar Putar melambangkan siklus kehidupan yang terus bergerak, menghadirkan energi, dan perubahan.

Pameran Break First: Art Photograpaint GRAMM HOTEL BY AMBARRUKMO
Pusar Putar (Javan Sunbird 2)
Art Photograpaint / Print & Acrylic on Canvas | 120 cm x 100 cm | 2025
IDR. 20.000.000

On a Bamboo Branches (Javan Sunbird 3)

Karya ini menampilkan seekor burung Madu Jawa (Aethopyga mystacalis), spesies endemik yang hanya terdapat di Jawa dan Bali, Indonesia. On a Bamboo Branches menjadi representasi pertemuan antara kekuatan dan kelembutan bambu sebagai simbol daya tahan, dan burung Madu Jawa sebagai simbol keindahan alam Nusantara yang harus dilestarikan.

Pameran Break First: Art Photograpaint GRAMM HOTEL BY AMBARRUKMO
On a Bamboo Branches (Javan Sunbird 3)
Art Photograpaint / Print & Acrylic on Canvas | 120 cm x 100 cm | 2025
IDR. 20.000.000

Seri karya kolaborasi NangSirun

Seri karya NangSirun menghadirkan pertemuan dua medium, fotografi Anang Batas yang menangkap momen kehidupan dengan detail nyata, dan sentuhan akrilik Nasirun yang menambahkan dimensi imajinasi serta spiritualitas. 

Dalam dialog antara realitas dan interpretasi inilah lahir karya baru yang memadukan kepekaan visual dengan energi ekspresif. Burung, tanah, air, dan elemen alam lain yang tertangkap kamera tidak lagi hanya menjadi objek dokumentasi, melainkan bertransformasi menjadi simbol perjalanan batin, refleksi kehidupan, dan harmoni antara manusia dengan alam. 

Kolaborasi ini mengajak tamu dan pengunjung untuk melihat ulang hubungan antara fakta dan tafsir, antara yang tampak dan yang tersembunyi. Secara keseluruhan, seri karya ini menegaskan bahwa seni adalah ruang perjumpaan antara dua seniman, antara medium yang berbeda, dan antara manusia dengan semesta yang lebih luas

Untuk informasi lebih lanjut tentang pameran seni rupa, hubungi 0811 2850 088

Share The Post:

Other Stories

Temukan panduan lengkap itinerary 3 hari 2 malam di Jogja yang dirancang khusus untuk membuat liburanmu lebih seru, efisien, dan berkesan.
Kunjungi Pameran Seni Break First: Art Photograpaint di GRAMM HOTEL by Ambarrukmo mulai 26 September- 25 November 2025
Bingung cari transportasi dari Bandara YIA ke Yogyakarta? Temukan panduan transportasi menuju pusat kota Yogyakarta