Pameran IBUDAYA: Meriahkan 6 Tahun GRAMM Hotel dengan 15 Seniman Terkenal

Latar Belakang Pameran IBUDAYA

Seni adalah bentuk ekspresi yang mendalam dari seorang seniman, mencerminkan ide dan visi mereka dalam bentuk visual yang menawan. Melalui seni, seniman menyampaikan pesan, menggugah pemikiran, dan mengekspresikan emosi. Seni merupakan bagian integral dari kehidupan, tidak hanya sekadar representasi, tetapi juga sebagai media eksplorasi yang membuka perspektif baru tentang dunia.

Dalam rangka memperingati hari jadi yang ke-6, GRAMM Hotel by Ambarrukmo menyelenggarakan pameran seni bertajuk “IBUDAYA: Indonesia Budaya”. Pameran ini bertujuan untuk menjadi platform bagi para seniman untuk menampilkan potensi dan karya-karya mereka. Sebanyak 15 seniman ternama turut berpartisipasi dalam acara ini, menjadikannya momen bersejarah bagi dunia seni di Yogyakarta.

Pameran IBUDAYA: Meriahkan 6 Tahun GRAMM Hotel dengan 15 Seniman Terkenal

Makna di Balik Judul IBUDAYA

Istilah “IBUDAYA” mengandung makna yang dalam. “Ibu” dapat diartikan sebagai sosok yang melahirkan generasi baru, serta merujuk kepada “Bumi Pertiwi” sebagai tanah air yang kita cintai. Selain itu, “Ibu” juga berarti sosok spiritual yang memberikan akal budi. Sementara itu, “Daya” mencerminkan semangat, kesadaran, dan kekuatan yang membentuk jiwa profesionalisme.

Kata “budaya” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi” dan “daya”. “Buddhi” berarti akal atau pikiran. Dengan demikian, IBUDAYA tidak hanya merujuk pada Indonesia sebagai bangsa, tetapi juga mencerminkan upaya untuk merefleksikan etos berbudaya yang ada di dalam masyarakat.

Detail Pameran

Pameran seni “IBUDAYA: Indonesia Budaya” akan berlangsung dari 7 Juli hingga 31 Juli 2023 di area publik GRAMM Hotel by Ambarrukmo, khususnya di The Samara Restaurant dan lobi hotel. Acara ini akan dibuka dengan tarian pembuka yang dipersembahkan oleh Anter Asmorotedjo, disertai penampilan melukis langsung oleh Astuti Kusumo.

Pameran ini diselenggarakan dengan dukungan dari iForte dan BRI (Bank Rakyat Indonesia), menegaskan komitmen untuk mendukung seni dan budaya di Indonesia. Ini adalah kesempatan langka bagi masyarakat untuk menikmati karya-karya seni yang menggambarkan keragaman budaya Indonesia.

Seniman dan Karya yang Dipamerkan

Sebanyak 15 seniman berpartisipasi dalam pameran ini, masing-masing menghadirkan karya-karya yang unik dan beragam. Di antara perupa yang terlibat adalah:

  1. Abdul Aziz
  2. Astuti Kusumo
  3. Dian Anggraeni
  4. Laila Tifah
  5. Mona Palma
  6. Nasirun
  7. Oktaviyani
  8. Teguh Sariyanto

Mereka menampilkan lukisan-lukisan yang menggugah dan penuh makna. Selain itu, karya 3 dimensi juga ditampilkan oleh:

  1. Endang Lestari dengan karya keramiknya
  2. I Nyoman Agus Wijaya
  3. Win Dwi Laksono
  4. Yusup Dilogo, yang mempersembahkan patung-patung yang menarik perhatian

Setiap karya memiliki cita rasa yang berbeda, baik dari segi visual maupun pemilihan bahan. Para seniman tidak hanya menghadirkan keindahan, tetapi juga menggugah pemikiran dan perasaan penonton.

Selain itu, beberapa seniman yang meminjam idiom seni jalanan (street art) turut berkontribusi, seperti:

  1. Bafsyaw
  2. Oggz
  3. Uuk Wuzhere

Karya-karya mereka menawarkan perspektif baru tentang seni dan budaya, menjadikan pameran ini semakin berwarna.

Pameran seni “IBUDAYA: Indonesia Budaya” di GRAMM Hotel by Ambarrukmo bukan hanya sekadar acara, tetapi merupakan perayaan akan kekayaan seni dan budaya Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak dan partisipasi seniman terkemuka, pameran ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat dan memperkuat apresiasi terhadap seni. Mari kita sambut pameran ini dengan semangat, karena setiap karya seni adalah cerita yang menunggu untuk diceritakan.

Share The Post:

Other Stories

GRAMM HOTEL menggandeng tujuh perupa perempuan untuk menyuarakan keberanian mereka dalam wujud karya seni, lewat pameran bertajuk Rupa Perempuan.
merayakan paskah menjadi kegiatan yang wajib dilakukan bersama keluarga. Bagaimanakah tradisi paskah yang dilakukan oleh negara lain?
Belajar sejarah seringkali menjadi kegiatan yang membosankan jika selalu dengan cara yang tradisional? pernah mencoba Diorama Arsip Jogja?