Temukan 8 Perspektif Penuh Makna di Dialog Delapan Jiwa – Pameran Sewindu GRAMM HOTEL

Dialog Delapan Jiwa, pameran ini menghadirkan delapan perupa dari Yogyakarta — sebuah kota yang dikenal sebagai simpul pertemuan seniman dari berbagai penjuru Nusantara. Para perupa yang dihadirkan tak hanya mewakili keberagaman gaya, narasi, dan medium, tetapi juga keberanian mereka dalam menyuarakan kegelisahan, memaknai ruang, dan menghadirkan karya sebagai wahana komunikasi batin dan sosial.

Delapan seniman yang terlibat membawa dunia visual dan pesan khas masing-masing. Ada yang menghadirkan karya bermuatan personal tentang keteguhan jiwa, ada yang merefleksikan relasi sosial, menyuarakan kritik budaya, hingga eksplorasi bentuk-bentuk ekspresif yang lahir dari kegelisahan kontemporer. Meski berasal dari latar narasi dan pendekatan berbeda, benang merah yang menyatukan mereka adalah keberanian untuk bersuara dan kejujuran dalam proses kreatif.

Astuti Kusumo

Blossom adalah seri lukisan karya Astuti Kusumo yang merefleksikan perjalanan hidup melalui simbol bunga. Mekar, tumbuh, dan layu menjadi metafora tentang misteri, keindahan, sekaligus ketidakpastian yang menyertai waktu. Setiap kelopak melambangkan momen penting dalam hidup. Kelopak pertama menjadi landasan, menopang hadirnya kelopak-kelopak berikutnya, hingga perlahan gugur satu per satu. Warna-warna yang dihadirkan merekam ragam perasaan: harapan, kekuatan, juga kerentanan. Karya ini mengajak kita untuk menerima tiap fase kehidupan — merayakan saat mekar, bertahan saat sulit, dan merelakan ketika waktunya tiba. Sebab di setiap akhir, selalu tersimpan awal yang baru.

Dyan Anggraini

Dialog Delapan Jiwa sewindu anniversary
KENYA | Dyan Anggraini
Acrylic on Canvas | 90 x 70 cm | 2020
Rp 29.000.000,-

Merefleksikan ketenangan batin seorang perempuan yang berdamai dengan dirinya dan kehidupannya. Sosok dalam balutan putih, bunga bakung di tangan, dan tulisan samar di latar menjadi metafora tentang ketulusan, kenangan, dan dialog batin yang tak selalu terucap. Karya KENYA menghadirkan keheningan yang hangat tentang menerima yang pergi, merawat yang tinggal, dan menemukan ketenangan dalam kesederhanaan hidup.

Erica Hestu Wahyuni

Dialod Delapan Jiwa
Tobacco Harvest Tour | Erica Hestu Wahyuni
Acrylic on Canvas | 80 x 110 cm | 2015
IDR. xx.xxx.xxx

Karya ini menampilkan panorama penuh keceriaan tentang kehidupan desa saat musim panen tembakau. Melalui gaya naif yang khas dengan menghadirkan suasana riuh dengan figur manusia, gajah merah, burung-burung putih, perahu-perahu pengangkut hasil panen, hingga hamparan tanaman tembakau yang rimbun.

Elemen-elemen visual seperti rumah-rumah tradisional, pasar kecil, dan aliran sungai yang dipenuhi bunga teratai memberi nuansa magis sekaligus hangat, menandai kebersamaan dan tradisi gotong royong dalam masyarakat agraris. Gajah merah sebagai karakter ikonik menjadi simbol keceriaan, keteguhan, sekaligus penjaga harmoni di tengah lanskap desa yang hidup.

Melalui Tobacco Harvest Tour, karya ini tak hanya mendokumentasikan suasana panen, tetapi juga merayakan nilai-nilai kebersamaan, kesederhanaan, dan relasi manusia dengan alamnya dalam bahasa visual yang riang dan penuh warna.

Kartika Affandi

Dialog Delapan Jiwa
Bunga Casablanca | Kartika Affandi
Acrylic on Canvas | 65 x 90 cm | 2019
Rp. 100.000.000,-

Karya ini merefleksikan siklus kehidupan manusia melalui metafora bunga Casablanca. Lewat goresan ekspresif dan warna-warna hangatnya, menggambarkan bahwa setiap tahap kehidupan — dari kuncup yang penuh harapan, mekarnya masa keemasan, hingga layunya di penghujung usia — memiliki keindahan dan maknanya sendiri.

Casablanca dipilih karena daya tahan dan simbolisasi kesucian, ketulusan, serta perputaran waktu yang tak terelakkan. Daun-daun yang meliuk dan bunga yang mulai layu menjadi pengingat bahwa kehidupan adalah pertemuan antara kekuatan, keindahan, dan kefanaan.

Pantai Eretan | Kartika Affandi
Acrylic on Canvas | 70 x 95 cm | 2002
Rp. 100.000.000,-

Pantai Eretan terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat — tepatnya di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Pantai ini dikenal sebagai kampung nelayan tradisional yang memiliki perahu-perahu kecil khas pesisir Jawa, dan menjadi salah satu pusat aktivitas melaut bagi masyarakat sekitar.

Pantai Eretan, yang dikenal sebagai kawasan pesisir dengan kehidupan nelayan yang sederhana namun penuh daya juang, divisualkan bukan sekadar sebagai pemandangan, tetapi sebagai metafora tentang kehidupan yang bersentuhan erat dengan alam. Perahu-perahu yang bersandar, orang-orang yang beraktivitas, dan bentangan langit biru-kuning yang berpadu dramatis mencerminkan harmoni antara manusia dan semesta, sekaligus pergulatan sehari-hari dalam menghadapi ketidakpastian laut.

Peaceful Borobudur | Kartika Affandi
Acrylic on Canvas | 155 x 185,5 cm | 2015 Rp 1.250.000.000,-

Peaceful Borobudur menghadirkan interpretasi personal atas keagungan Candi Borobudur sebagai simbol ketenangan dan kebijaksanaan spiritual. Melalui sapuan warna-warna ekspresif, karya ini menangkap momen keheningan abadi di tengah lanskap alam yang hidup dan penuh energi.

Borobudur digambarkan megah dalam nuansa ungu keemasan, bersanding dengan langit yang bergerak dinamis antara semburat kuning matahari dan awan biru berputar. Bunga-bunga teratai di latar depan menjadi simbol ketulusan hati, kesucian, dan pencapaian spiritual, selaras dengan nilai filosofi Borobudur sebagai perjalanan menuju pencerahan.

Lully Tutus

Pesan dari Langit | Lully Tutus
Acrylic on Canvas | 90 x 110 cm | 2024
Rp 26.000.000,-

Tentang kehangatan kasih semesta yang hadir di tengah situasi dunia yang kerap dihantui konflik dan ketakutan. Sosok perempuan bersayap dalam balutan warna lembut hadir dari langit, memeluk sekelompok anak-anak dan keluarga kecil, simbol perlindungan, harapan, dan ketenangan.

Visual deretan rumah di bawahnya dengan warna-warna hangat menjadi representasi kehidupan masyarakat, sementara tulisan “NO WAR” yang tertera di salah satu dinding rumah menjadi pesan moral yang tegas: tentang pentingnya damai di bumi, terutama untuk generasi yang akan datang.

Nana Tedja

Nana Tedja | 3 Birds
Acrylic on Canvas | 70 x 100 cm | 2025
IDR. xx.xxx.xxx

3 Birds merupakan visualisasi spontan dan ekspresif tentang simbol kebebasan, suara batin, dan relasi antar makhluk dalam lanskap sosial manusia. Melalui gaya lukisan primitif kontemporer khas Nana Tedja, figur burung digambarkan dalam garis-garis tegas, warna-warna kontras, dan tekstur kasar, merepresentasikan pesan tentang keberanian menyuarakan kebenaran di tengah dunia yang gaduh dan semrawut.

Warna merah dan biru pada latar menciptakan tensi emosional, menggambarkan suasana konflik batin dan harapan akan ruang bebas. Ketiga burung dalam posisi dan wujud berbeda menjadi metafora keragaman karakter manusia: ada yang diam, yang lantang, dan yang menjadi penonton. Simbol angka, garis, serta karakter visual lain di sekitarnya memperkuat kesan dialog batin yang tak terucap namun terasa.

Retno Aris

Retno Aris
Bouquet
Acrylic on Canvas | 150 x 100 cm | 2024
IDR. 17.000.000

Bouquet menghadirkan rangkaian bunga sebagai simbol ungkapan perasaan manusia pada momen-momen istimewa dalam hidup. Bunga-bunga dalam karya ini tidak sekadar elemen dekoratif, melainkan perlambang ketulusan, kehangatan, dan harapan baik yang menyertai setiap pemberian maupun penerimaannya.

Melalui warna-warna cerah seperti kuning, oranye, dan emas, karya ini memancarkan energi positif, keakraban, dan sukacita. Tektur tebal pada bunga-bunga tertentu memberikan kesan hidup, seakan-akan buket itu baru saja diterima dalam sebuah perayaan. Meski waktu akan membuat bunga mengering, makna di balik pemberian tetap abadi.

Tico Tedja

Tico Tedja | CROWN
Acrylic on Canvas | 100 x 70 cm | 2025
IDR. x.xxx.xxx

Pameran ini terbuka untuk umum dan dapat dinikmati mulai 3 Juli hingga 30 Agustus 2025. GRAMM HOTEL mengundang masyarakat, pecinta seni, hingga para tamu hotel untuk hadir dan merasakan atmosfer seni yang berpadu dengan nuansa modern Javanese hospitality di area publik hotel.

Untuk informasi lebih lanjut tentang pameran seni rupa, hubungi 0811 2850 088

Share The Post:

Other Stories

Pameran Break First – Art Photograpaint Exhibition menampilkan karya-karya terbaru Anang Batas yang memadukan fotografi dan akrilik di atas kanvas. Pameran terbuka untuk umum pada 26 September – 26 November 2025
Kunjungi Pameran Seni Break First: Art Photograpaint di GRAMM HOTEL by Ambarrukmo mulai 26 September- 25 November 2025
Bingung cari transportasi dari Bandara YIA ke Yogyakarta? Temukan panduan transportasi menuju pusat kota Yogyakarta