Break First : Art Photograpaint, Sebuah Dialog Dua Dunia

GRAMM HOTEL by Ambarrukmo resmi membuka pameran seni rupa bertajuk Break First: Art Photograpaint, Sebuah Dialog Dua Dunia pada 26 September 2025. Pameran ini menandai debut karya seni rupa Anang Batas yang untuk pertama kalinya menampilkan eksperimen visual lintas medium antara fotografi dan seni lukis. Bertempat di area lobby dan SMARA Resto GRAMM HOTEL, pameran akan berlangsung hingga 25 November 2025 dan dapat diakses secara gratis oleh publik.

Break First : Art Photograpaint, Sebuah Dialog Dua Dunia

Kehadiran pameran ini merupakan wujud komitmen hotel untuk menghadirkan ruang kolaborasi lintas komunitas. Dan menegaskan bahwa hotel bukan sekadar tempat untuk menginap, tetapi juga ruang perjumpaan ide, kreativitas, dan pengalaman yang berkesan. GRAMM HOTEL ingin menjadi bagian dari denyut kebudayaan Yogyakarta, salah satunya dengan menghadirkan karya seni di ruang publik hotel. Kehadiran pameran ini memberi warna sekaligus memperkaya pengalaman tamu maupun masyarakat.

Profile Seniman

Anang Batas adalah sosok multitalenta yang dikenal sebagai entertainer, konseptor kreatif, dan kini menapaki perjalanan serius sebagai seniman lintas medium. Dikenal luas di dunia pertunjukan sebagai MC, komika, moderator, dan show director, ia memiliki keahlian menjembatani komunikasi antara karya, penonton, dan ruang publik. Pengalaman panjangnya di dunia panggung, mulai dari mendirikan kelompok musik humor Sastro Moeni pada tahun 1987 hingga keterlibatannya di berbagai program televisi nasional, menjadi fondasi kuat bagi eksplorasi kreatifnya.

Perjalanan artistiknya menemukan jalan baru saat pandemi, di mana ia mendalami fotografi. Kamera menjadi medium utamanya untuk merekam satwa liar (terutama burung), lanskap budaya seperti Candi Prambanan, dan potret kehidupan sehari-hari, melahirkan narasi tentang konservasi dan keberlanjutan.

Inovasi terbarunya adalah Art Photograpaint, sebuah konsep yang memadukan cetakan foto di atas kanvas dengan sapuan cat akrilik. Eksperimen ini mempertemukan ketelitian fotografi dengan kebebasan ekspresi seni rupa, membuka ruang interpretasi yang lebih luas.

Anang Batas telah mengukuhkan posisinya melalui sejumlah pameran, termasuk pameran tunggal Nest To Meet You di Sangkring Art Space (2025), dan partisipasi dalam pameran bergengsi seperti Yogyakarta Annual Art. Bagi Anang, seni adalah ruang dialog yang ramah, membumi, dan mengajak publik untuk merayakan sekaligus merawat kehidupan.

Art Photograpaint: Eksperimen Dua Medium

Konsep Art Photograpaint yang diperkenalkan Anang Batas lahir dari proses kreatif memadukan detail fotografi dengan kebebasan seni lukis. Foto-foto bertema burung endemik, alam liar, situs budaya, hingga potret sosial masyarakat dicetak di atas kanvas, lalu direspon dengan sapuan cat akrilik. Dari proses itu tercipta komposisi baru—pertemuan dua dunia yang berbeda: dokumentasi yang presisi dari fotografi, dan ekspresi emosional yang cair dari seni rupa.

Break First : Art Photograpaint, Sebuah Dialog Dua Dunia

Makna Break First

Pemilihan judul Break First mengandung makna reflektif sekaligus personal. Kata break merepresentasikan keberanian untuk berhenti sejenak, mengambil jarak, dan memecah rutinitas yang mengekang. Sementara kata first menandai momen awal—pameran perdana Anang Batas sekaligus langkah awalnya memasuki medan seni rupa. Melalui karya ini, ia ingin mengajak penonton untuk memberi ruang jeda dalam kehidupan, merenungkan kembali makna sederhana, dan membuka kemungkinan baru dalam perjalanan personal maupun artistik.

Highlight Karya

Art Photograpaint
Imagine Prambanan Temple Someday | Anang Batas | 2025

Beberapa karya menampilkan pesan ekologis yang kuat, seperti Surfing in the Rice Fields dan Searching Place to Surfing Plays, yang menyandingkan laut dan sawah sebagai refleksi atas kerusakan ekosistem laut akibat polusi. Sementara karya Looking to the Future menampilkan burung pelatuk yang kontras dengan hutan gersang, menjadi peringatan atas ancaman hilangnya ruang hidup.

Dalam Imagine Prambanan Temple Someday, Anang menghadirkan paradoks Candi Prambanan yang megah berdiri di tengah hiruk pikuk modernitas, sebuah kritik halus terhadap urbanisasi yang kerap mengorbankan ruang sejarah dan budaya. Di sisi lain, karya-karya seperti Little Yellow Bird dan A Father’s Love for His Child merekam momen keindahan sekaligus menegaskan nilai universal tentang keseimbangan alam dan kasih sayang.

Adapula kolaborasi dengan maestro Nasirun melahirkan seri NangSirun, yang memadukan realitas fotografi dengan spiritualitas sapuan akrilik. Kolaborasi ini menjadi ruang perjumpaan dua seniman lintas medium yang memperluas lapisan makna dari sebuah karya seni.

Ruang Hotel, Ruang Seni

Pameran ini menjadi bagian dari program seni yang rutin digelar GRAMM HOTEL by Ambarrukmo. Dengan menghadirkan karya-karya seniman lokal dalam ruang publik, pihak hotel berharap dapat menciptakan interaksi baru antara seni, masyarakat, dan ruang hidup sehari-hari. Inisiatif ini juga sejalan dengan visi GRAMM HOTEL by Ambarrukmo untuk menghadirkan inovasi dan kolaborasi lintas bidang yang berkelanjutan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai event dan program kreatif di GRAMM HOTEL, kunjungi Instagram resmi @grammhotel atau website www.grammhotel.com.

Share The Post:

Other Stories

Rayakan momen istimewa ulang tahun & Sweet Seventeen di GRAMM HOTEL hanya mulai dari Rp200.000/pax!
Bagi pecinta fotografi dan penggemar media sosial, Jogja menawarkan beragam lokasi Instagramable. Ini 6 spot wisata hits yang wajib dikunjungi!
GRAMM Hotel by Ambarrukmo hadir sebagai hotel bintang empat dengan konsep modern Javanese hospitality. Berlokasi strategis di jantung Yogyakarta dengan jembatan penghubung langsung ke Plaza Ambarrukmo, hotel ini menawarkan fasilitas lengkap mulai dari kamar nyaman, kolam renang, jacuzzi, hingga ruang meeting modern. Pilihan ideal untuk perjalanan bisnis maupun liburan di Jogja.